Empty Room - Tragical Love Series [Episode 1]

Sejak saat itu aku sebagian dari diriku telah hilang, ikut pergi denganmu yang tiba-tiba tidak lagi dihadapanku dan menghilang dari hidupku dalam sekejap. Ruangan kecil yang hangat tempat kita berteduh dan bersandar ini tiba-tiba saja terasa begitu hampa, aku masih bisa mencium aromamu, aku masih merasakan dekapmu yang hangat, tapi kenapa ruangan ini kini terasa begitu sejuk?

Sudut ruang tempatmu menghabiskan waktu sambil menikmati secangkir coffee latte itu menangis dalam diam, jendela dengan cahaya yang redup itu merana tertiup angin malam, ruang depan tv tempat kita bertukar cerita setiap malam sambil memeluk Chocky pun ikut meraung walau yang terdengar kini hanyalah suara tv tanpa penonton.

Chocky yang gelisah terus menggeliat padaku, "kemana tuan?" "Kemana tuanku yang selalu memelukku setiap ia pulang kerja?" Aku tahu pasti itulah yang ada didalam hatinya.

Entahlah Chocky, aku juga tidak tahu.

Ia sudah meninggalkan kita, dengan seluruh rasa sedih ini.

Topi, sweater, tas, sepatu dan semua barangmu masih tertata rapi ditempatnya, bahkan aroma tubuhmu pun masih melekat dibajumu yang saat ini kudekap erat.

Kenapa begitu menyakitkan saat tersadar bahwa pakaian-pakaian ini tidak mungkin lagi dipakai?

Kenapa begitu menyiksa saat membayangkan sepatu-sepatu itu tidak mungkin lagi berjalan dikaki yang sama?

Lalu, harus kuapakan barang-barang tak berpemilik ini?

Lalu bagaimana aku harus menjalani hidup dengan rasa sedih yang terus menempeliku?

Bagaimana aku harus melanjutkan hidupku disaat aku sudah kehilangan sebagian dari diriku?

Aku sudah tidak utuh, aku rapuh.



Sabtu, 28 Mei 2022

13.03


Imelda Hafizah







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Lebih Rumit dari Kata 'Tidak Mungkin'

Dirimu Adalah Milikmu

Hanya Sebatas Angan